CARI ILMU ONLINE BORNEO

  1. Agresi Resasional Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Sekolah
  2. Efektifitas Komunikasi Interpeksional Orang Tua Dan Keharmonisan Keluarga Hubungannya Dengan Penyesuaian Dari Pada Siswa Sma Piri Ii Yogyakarta Tahun Ajaran 92/93 (,92) Pendidikan
  3. Efektifitas Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kreativitas Pada Anak Usia Sekolah Dasar
  4. Hubungan Aktualisasi Diri Dengan Kebermaknaan Hidup Kaum Homoseksual
  5. Hubungan Alexithymia Dengan Depresi
  6. Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Komitmen Karyawan Terhadap Perusahaan
  7. Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Komitmen Organisasi
  8. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiunan Pada Masa Pensiunan
  9. Hubungan Antara Imogininory Audience Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja
  10. Hubungan Antara Intensi Menonton Film Drama Romantis Di Televisi Dengan Kecenderungan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja.
  11. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dan Intelegensi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Karyawan Pt Riau Andalan Pulp And Paper (Rappo Pangkalan Kerinci Pahlawan Riau)
  12. Hubungan Antara Kekerasan Terhadap Istri Dengan Pola Asuh Otoriter Ibu (,02)
  13. Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan Perilaku…

Lihat pos aslinya 735 kata lagi

Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan makanan pada manusia

Filed under: Sistem Pencernaan — gurungeblog @ 5:34 am
Tags: 

sistem-pencernaan

sistem-pencernaan

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.

Rongga Mulut

rongga-mulut

rongga-mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b..Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Lambung

lambung

lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

  • Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
  • Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
  • Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
  • Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

Usus Halus

usus-halus

usus-halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

  • Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
  • Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
  • Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

  • Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
  • Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
  • Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
  • Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
  • Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
  • Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
  • Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
  • Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

Usus Besar (Kolon)

usus-besar

usus-besar

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis-Radang usus buntu.
• Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

Transpirasi

Transpirasi dalah proses hilangnya air daritubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uapatau gas. Proses keluarnya atau hilangnya airdari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakantranspirasi (Loveless, 1991).Transpirasi dapat diartikan sebagaiproses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata,kemungkinan kehilangan air dari jaringantanaman melalui bagian tanaman yang laindapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangantersebut sangat kecil dibandingkan dengan yanghilang melalui stomata. Transpirasi adalahproses evaporasi pada tumbuhan.Transpirasi terjadi dalam setiap bagiantumbuhan (biarpun hanya sedikit), padaumumnya kehilangan air terbesar berlangsungmelalui daun-daun.Ada dua tipe transpirasi yaitu :
1. Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yangterjadi secara langsung melalui kutikulaepidermis.
2. Transpirasi stomata yang dalam hal inikehilangan air berlangsung melalui stomata.Hampir 97% air dari tanaman hilang melaluitranspirasi stomata.Kutikula daun secara relatif tidak tembusair dan pada sebagian besar jenis tumbuhantranspirasi kutikula hanya sebesar 10 % ataukurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yanghilang terjadi melalui stomata (Loveless, 1991).Teori kehilangan air melalui traspirasi inidisebut juga
teori tegangan adhesi dan kohesi
Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasiumumnya sangat rendah pada malam hari.Transpirasi mulai menaik beberapa menitsetelah matahari terbit dan mencapaipuncaknya pada siang hari. Transpirasiberhubungan langsung dengan intensitascahaya (Hanum, 2008).Peristiwa transpirasi biasanyaberhubungan dengan kehilangan air-dalammelalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyakair yang harus hilang melalui transpirasi untukmembesarkan tumbuhan karena rangkamolekul semua bahan organik pada tumbuhanterdiri dari atom karbon yang harus diperolehdari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuhsebagai karbon dioksida melaui pori stomata,yanag paling banyak terdapat pada permukaandaun dan air keluar secara difusi melalui poriyang sama saat stomata terbuka (Salisbury &Ross, 1995).

a. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhiproses transpirasi anatara lain:
1. Penutupan Stomata
Dengan terbukanya stomata lebih lebar,air yang hilang lebih banyak tetapi peningkatankehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan pelebaran stomata.Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaandan penutupan stomata, yang palingberpengaruh adalah tingkat cahaya dankelembaban. Pada sebagian besartanaman,cahaya menyebabkan stomata membuka. Padatingkat kelembaban dalam daun yang rendah,sel-sel pengawal kehilangan turgornya
mengakibatkan penutupan stomata (Gardner,1991).
2. Jumlah dan Ukuran Stomata
Kebanyakan daun tanaman yangproduktif mempunyai banyak stomata padakedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran stomatayang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan(Gardner, 1991).
3. Jumlah Daun
Makin luas daerah permukaan daun,makin besar transpirasi (Gardner, 1991).
4. Penggulungan atau Pelipatan Daun
Banyak tanaman yang mempunyaimekanisme dalam daun yang menguntungkanpengurangan transpirasi apabila perairanterbatas (Gardner, 1991).
5. Kedalaman dan Proliferasi Akar
Perakaran yang lebih dalammeningkatkan ketersediaan air dan proliferasiakar meningkatkan pengambilan air dari suatusatuan volume tanah sebelum terjadi pelayuantanaman (Gardner, 1991).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhiproses transpirasi antara lain:
1. Kelembaban
Pada hari cerah udara tidak banyakmengandung uap air. Di dalam keadaan yangdemikian itu, tekanan uap di dalam daun jauhlebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun,atau dengan kata lain ruang di dalam daun itu jauh lebih kenyang akan uap air daripada udaradi luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusidari konsentrasi yang tinggi (di dalam daun) kekonsentrasi yang rendah (di luar daun).Sebaliknya, jika pada suatu hari di uadarabanyak awan maka kebasahan antara bumidengan awan itu sangat tinggi. Dengandemikian maka perbedaan kebasahan udara didalam dan di luar daun tidak jauh berbeda;keadaan yang demikian ini tidak melancarkanberdifusinya uap air dari dalam daun ke dunialuar daun. Kesimpulannya ialah, udara yangbasah menghambat transpirasi, sedang udarayang kering melancarkan transpirasi(Dwijoseputro, 1980).Bila daun mempunyai kandungan air yangcukup dan stomata terbuka, maka lajutranspirasi bergantung pada selisih antarakonsentrasi molekul uap air di dalam ronggaantar sel di daun dengan konsentrasi mulekuluap air di udara (Taiz, 1998).
2. Temperatur
Pengaruh temperatur terhadaptranspirasi daun dapat pula ditinjau dari sudutlain, yaitu di dalam hubungannya dengantekanan uap air di dalam daun dan tekanan uapair di luar daun. Kenaikan temperaturmenambah tekanan uap di dalam daun.Kenaikan temperatur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akantetapi berhubung udara di luar daun itu tidak didalam ruang yang terbatas maka tekanan uaptidak akan setinggi tekanan uap yang terkurungdi dalam daun. Akibat dari pada perbedaantekanan ini, maka uap air mudah berdifusi daridalam daun ke udara bebas (Dwijoseputro,1980).Kenaikan suhu dari 18
0 sampai 200
Fcenderung untuk meningkatkan penguapan airsebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangatmempengaruhi tekanan turgor daun dan secaraotomatis mempengaruhi pembukaan stomata(Taiz, 1998).
3. Sinar matahari
Sinar matahari menyebabkanmembukanya stoma dan gelap menyebabkanmenutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama siar infra-merah), maka banyak sinar berarti jugamenambah panas, dengan demikian menaikkantemperatur. Kenaikan temperatur sampai padasuatu batas yang tertentu menyebabkanmelebarnya stoma dan dengan demikianmemperbesar transpirasi (Dwijoseputro, 1980).Cahaya mempengaruhi laju transpirasimelalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapatmempengaruhi daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi.

Taksonomi Hasil Belajar Afektif

Taksonomi Hasil Belajar Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannnya terhadap mata pelajaran IPA, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran IPA disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran IPA yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru IPA dan sebagainya.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex. Hasil belajar disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks.

a. Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya. Menerima atua memperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
Receiving atau attending juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.

b. Partisipasi atau merespons (responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.

c. Valuing (menilai atau menghargai). Artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

d. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.

Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
Tingkat Contoh kegiatan pembelajaran
Penerimaan

(Receiving) Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
-sering mendengarkan musik
– senang membaca puisi
– senang mengerjakan soal matematik
– senang menyanyikan lagu
Responsi

(Responding) Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar)
Contoh kegiatan belajar
• mentaati aturan
• mengerjakan tugas
• mengungkapkan perasaa
• menanggapi pendapat
• meminta maaf atas kesalahan
• menunjukkan empati
• melakukan introspeksi
Acuan Nilai
( Valuing) Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
• mengapresiasi seni
• menghargai peran
• menunjukkan perhatian
• menunjukkan alasan
• mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
• menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran HAM
• menjelaskan alasan senang membaca novel

Organisasi Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan saling hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
• rajin, tepat waktu
• berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara independen
• objektif dalam memecahkan masalah
• mempertahankan pola hidup sehat
• menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan
• mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar- teman

soal sistem pencernaan

 

 

Kekurangan protein pada makanan menyebabkan busung lapar. Protein selain merupakan penyusun enzim, juga berfungsi dalam ….
a. menyusun penimbun lemak
b. merusak zat yang bersifat racun
c. memelihara keseimbangan tekanan osmosis darah
d. menjaga keseimbangan energi
e. memelihara ketegangan suatu sel

2. Zat makanan yang menghasilkan energi tertinggi untuk satuan berat yang sama adalah ….
a. protein
b. vitamin
c. lemak
d. karbohidrat
e. serat kasar

3. Berikut adalah vitamin yang dapat larut di dalam lemak, kecuali ….
a. vitamin C
b. vitamin A
c. vitamin D
d. vitamin K
e. vitamin E

4. Pencernaan mekanik yang terjadi di rongga mulut
dibantu oleh pencernaan enzimatik menggunakan
….
a. enzim renin
b. enzim lipase
c. enzim katalase
d. enzim ptialin
e. enzim tripsin

5. Pada orang dewasa, jumlah giginya mencapai ….
a. 24
b. 32
c. 34
d. 22
e. 30

virus

Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan. Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau, dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases), Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil mengkristalkan virus mosaik pada tembakau. Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virology.

1. Ciri-ciri Virus
Berukuran ultra mikroskopis
Parasit sejati/parasit obligat
Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan
Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
Dapat dikristalkan
Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup

2. Struktur Virus
Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari:
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.

3. Reproduksi Virus
Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi yang terdiri dari:
a. Daur litik (litic cycle)
1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
3. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
4. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
b. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru

4. Klasifikasi Virus
Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
a. Virus DNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
b. Virus RNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus

5. Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
a. Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang patogen
b. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:
1. Pada Tumbuh-tumbuhan
Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
3. Pada Hewan
Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
Cacar pada sapi Vicinia Virus
Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus
4. Pada Manusia
Influensa Influenzavirus
AIDS Retrovirus
SARS Coronavirus
Flu burung Avianvirus

6. Pertahanan Diri Terhadap Serangan Virus
Kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit disebut virulensi. Virulensi virus ditentukan oleh:
a. keberadaan dan aktivitas reseptor pada permukaan inang yang memudahkan virus untuk melekat
b. kemampuan virus menginfeksi sel
c. kecepatan replikasi virus dalam sel inang
d. kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus
Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, kulit yang luka. Jika ada virus yang masuk, sel tubuh akan mempertahankan dengan menghasilkan sel fagosit, antibodi, dan interferon (protein khas)